KETENTUAN & PERATURAN :
- Peserta maksimal 2 orang dari setiap sekolah.
- Peserta wajib hadir 30 menit sebelum acara dimulai.
- Peserta diwajibkan daftar ulang.
- Pada saat perlombaan, jika sampai 3 kali dipanggil dan tidak hadir maka peserta yang bersangkutan akan tampil setelah peserta terakhir di putaran pertama.
- Pada saat perlombaan dimulai, peserta harus menjaga ketenangan (Tidak boleh berisik).
- Peserta harus siap membacakan puisi untuk dua putaran.
- Pada putaran pertama, peserta boleh memilih 1 dari 3 puisi yang telah disiapkan panitia. Sedangkan, pada putaran kedua, peserta tidak diperbolehkan memilih sendiri (Diundi).
- Peserta tidak boleh mengurangi atau menambahkan kata/huruf pada puisi yang telah disediakan.
- Peserta tidak boleh menggunakan alat pengiring dalam bentuk apapun (main sendiri atau dimainkan orang lain).
- Keputusan juri mutlak dan tidak dapat diganggu gugat.
- Peserta yang tidak ikut technical meeting, siap mengikuti aturan yang sudah disepakati.
KRITERIA PENILAIAN :
- Penghayatan
- Ekspresi (Mimik dan Gestur)
- Vocal (Intonasi, Tempo, artikulasi)
- Totalitas dan keutuhan pembacaan puisi
PUISI PUTARAN PERTAMA :
- Museum Perjuangan karya Kuntowijoyo
- Dibawah Selimut Kedamaian Palsu karya Widji Thukul
- Cinta Yang Agung karya Kahlil Gibran
PUISI PUTARAN KEDUA :
- Diponegoro karya Chairil Anwar
- Doa karya Taufiq Ismail
- Pada Suatu Hari Nanti karya Supardi Djoko Darmono
DAFTAR PUISI-PUISI PUTARAN PERTAMA :
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Karya Kuntowijoyo
MUSEUM
Susunan batu yang bulat bentuknya berdiri kukuh menjaga senapan tua peluru menggeletak di atas meja menanti putusan pengunjungnya.
Aku tahu sudah, di dalamnya
tersimpan darah dan air mata kekasih Aku tahu sudah, di bawahnya
terkubur kenangan dan impian Aku tahu sudah, suatu kali
ibu-ibu direnggut cintanya dan tak pernah kembali
Bukalah tutupnya
senapan akan kembali berbunyi meneriakkan semboyan Merdeka atau Mati.

Ingatlah, sesudah sebuah perang selalu pertempuran yang baru melawan dirimu.
Karya Widji Thukul
DIBAWAH SELIMUT KEDAMAIAN PALSU
Apa guna punya ilmu
kalau hanya untuk mengibuli
Apa gunanya banyak baca buku kalau mulut kau bungkam melulu di mana-mana moncong senjata berdiri gagah
kongkalikong
dengan kaum cukong.
Di desa-desa rakyat dipaksa menjual tanah
tapi, tapi, tapi, tapi dengan harga murah.
Apa guna punya ilmu
kalau hanya untuk mengibuli
Apa guna banyak baca buku kalau mulut kau bungkam melulu.
Karya Kahlil Gibran
CINTA YANG AGUNG
Adalah ketika kamu menitikkan air mata dan masih peduli terhadapnya..
Adalah ketika dia tidak mempedulikanmu dan kamu masih menunggunya dengan setia..
Adalah ketika dia mulai mencintai orang lain
dan kamu masih bisa tersenyum sembari berkata ‘Aku turut berbahagia untukmu’
Apabila cinta tidak berhasil…bebaskan dirimu… Biarkan hatimu kembali melebarkan sayapnya dan terbang ke alam bebas lagi..
Ingatlah…bahwa kamu mungkin menemukan cinta dan kehilangannya..
tapi..ketika cinta itu mati..kamu tidak perlu mati bersamanya…
Orang terkuat bukan mereka yang selalu menang.. melainkan mereka yang tetap tegar ketika
mereka jatuh.
DAFTAR PUISI-PUISI PUTARAN KEDUA :
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Karya Chairil Anwar
DIPONEGORO
Di masa pembangunan ini tuan hidup kembali
Dan bara kagum menjadi api Di depan sekali tuan menanti
Tak gentar. Lawan banyaknya seratus kali. Pedang di kanan, keris di kiri
Berselempang semangat yang tak bisa mati. MAJU
Ini barisan tak bergenderang-berpalu Kepercayaan tanda menyerbu.
Sekali berarti Sudah itu mati. MAJU
Bagimu Negeri Menyediakan api.
Punah di atas menghamba Binasa di atas ditindas
Sesungguhnya jalan ajal baru tercapai Jika hidup harus merasai
Maju Serbu Serang Terjang
Karya: Taufiq Ismail
DOA
Tuhan kami
Telah nista kami dalam dosa bersama
Bertahun-tahun membangun kultus ini
Dalam pikiran yang ganda
Dan menutupi hati nurani
Ampunilah kami Ampunilah Amin
Tuhan kami
Telah terlalu mudah kami
Menggunakan AsmaMu
Bertahun di negeri ini
Semoga Kau rela menerima kembali
Kami dalam barisanMu
Ampunilah kami
Ampunilah
Amin
Karya : Supardi Djoko Damono
PADA SUATU HARI NANTI
Pada suatu hari nanti,
Jasadku tak akan ada lagi,
Tapi dalam bait-bait sajak ini,
Kau tak akan kurelakan sendiri.
Pada suatu hari nanti,
Suaraku tak terdengar lagi,
Tapi di antara larik-larik sajak ini.
Kau akan tetap kusiasati,
Pada suatu hari nanti,
Impianku pun tak dikenal lagi,
Namun di sela-sela huruf sajak ini,
Kau tak akan letih-letihnya kucari
|